Sabtu, 29 Juni 2013

Cerpen : SMS TERAKHIR RIYANTY


Sambil baring kutuliskan deretan kata-kata ini. Ingin mata terpejam namun belum kuasa. Setumpuk buku wajib sudah berulang kubaca, akhirnya kubaca lagi. Bosan..? Tapi terpaksa. Malam menyiksaku biar menemani jangkrik menyengir di kesunyian.

Jam 2 dini hari. Bangkit lantaran terusik nada SMS. Cepat-cepat kuraih HP di bawah bantal. "Tahajud, yuk.."
Cuma itu isi pesannya. "Yuuk" balasku singkat. Lalu rebahkan lagi tubuhku membujur tempat tidur. Benarkah Si Riyanty lagi tahajud..? Tidak biasanya dia seperti itu. Jam SMS untuknya bukan selarut begini. Apakah dia punya masalah..? Ah.. pikiranku saja yang ngelantur begitu. Lanjut baca.

"Kak, tlng tlf aq skrg". Isi SMS dari orang yang sama.
      "Ganti XL, dik..! balasku.


"Udah tahajudnya tadi..?"
          "Udah kak..!"
"Trus, belum lanjut tidur..?"
          "Biar nyampe ketiduran aja..!"
"Hmm tumben disuruh telpon jam segini, dik. Ada masalah..?
          "Hehe.. ga' ada kak, cuman pengen ngobrol doang.."


Cerita di telepon berlanjut. Aku yang banyak omong tentunya bertindak laksana penceramah dan Riyanty pendengar setia. Semua yang dibicarakan lebih banyak menghasilkan ketawa ngakak. Dengan lelucon sederhana dan agak konyol seakan membisingkan ruang kamarku yang cuma 3 x 4 meter itu. Entah sampai di kalimat yang mana akupun tak tahu,
"Halo... Halo.. Dik...!!

Tidak menjawab. Sesaat diam dan kumatikan HP. Sudah tidur orangnya. Dan aku kembali meraih buku yang sama tadi hendak lanjutkan baca. Ujung-ujungnya tidak satupun isi yang masuk sampai alam mimpi.

***
Sebulan berlalu. "Kak, nitip pulsa yaa, kalo lagi ke counter..!" SMS Riyanty pagi-pagi sekali. Ini orang selama ini hilang tanpa kabar, tidak pernah balas SMS, eh sekarang malah muncul SMS. Mending SMS nanya kabar, ini minta pulsa pula. Aku bisa kirim pulsa kalau rajin SMS aku. Gerutu aku dalam hati.Dan aku tidak membalas SMS itu.

Dua bulan sudah tanpa berita Si Riyanty semenjak telpon di tengah malam itu. Aku ragu mau SMS duluan. Karena pikirku, tentu tidak dibalas. Biasanya begitu. Masih banyak SMS dari teman-teman lain, bukan Riyanty saja.
Dan karena kesibukan pribadi serta interaktif dengan teman-temanku yang lain, akhirnya Si Riyanty pun benar-benar aku lupa.

Cerita Riyanty awalnya karena suatu kesalahan dan bisa juga suatu kebetulan. Pada suatu siang di kisaran tahun 2008, aku dan Riyanty berkenalan saat usai makan bakso di sebuah warung tegalan.
"Bakso telor, Mbak... Brapa..?
     "Delapan ribu aja, Bang."
Sambil merogoh kocek, tiba-tiba...
"waduuuuuuh...... dompetku..!
     "Kenapa bang? tanya tukang bakso
"ilang, mbak..!
Walau sudah makan, tapi aku langsung loyo..

Cewek di belakangku antri mau bayar juga..
"Mbak, bakso biasa satu dan bakso telor satu..!"
Si Mbak bingung. Lha kamu makan tambah tadi yaa..?
Bukan, mbak..! Sekalian dengan si Abang ini..! Katanya sambil melirik sesaat ke wajahku.

Aku tarik napas panjang. Bingung mau omong apa di saat itu. Dan itulah Si Riyanty menyelamatkanku di tempat bakso. Karena merasa berhutang padanya, maka aku minta nopenya, biar bisa bersahabat ke depannya. Riyanty menyanggupi, namun menolak aku gantikan uang bakso di lain hari.


Sekarang Riyanty sudah kuanggap adikku. Anaknya pendiam, murah senyum, manja dan suka bercanda. Namun akhir-akhirnya ini sering membuatku kesal. Mulai dari jarang SMS, tak ada waktu buat telpon, banyak kerjaan, dan banyak alasan lain lagi.

***

Di malam ini aku tidur lebih awal. Dan kebiasaanku bila tidur awal, tentu terbangun di jam larut, dini hari.

"Aq minta maaf krn slama ini dah bnyk merepotkn kak. Mngkn kak ga' prcy klo saat ini aq trpaksa senyum..."
Isi SMS pertama yang kubaca.

"Btl kata kak, aq trlalu trtu2p. tp sbnrx, aq ga' mw kak trbawa pikiran krn aq"
SMS kedua bunyinya begitu.

"Aq ingin berjalan di derasnya hujan agar tidak ada yang tahu kalo aq sedang menangis"
SMS yang ketiga. Dan membuatku terhenyak diam.


Sekitar semenit, hatiku tergerak untuk hubungi Riyanty sekarang. Sudah 3 kali tapi tidak diangkat. Tidak mungkin Riyanty sudah tidur, dia baru 1 jam lalu kirim 3 SMS tadi ke aku.

"Halo.. maaf yaa, ini siapa?
"Temannya Yanty !" jawabku
"Ow.. Bang Eman ya..? Bang, cepetan kalo sempat, kak Yanty baru aja diantar ke Rumah sakit !
"Sakit apa?"
"kayaknya kanker otaknya kambuh, Bang..!
tuuut...tuut...tuuuut... HP mati..

Aku meluncur ke RSU.
Semuanya sudah berlalu. "Aku ingin berjalan di derasnya hujan agar tidak ada yang tahu kalo aq sedang menangis" menjadi SMS terakhir Riyanty untukku..







the end