Minggu, 01 Maret 2009

Indonesia dan Sepakbola

Nurdin Halid menatap 2022 dgn program World Cup sbg tuan rumah! Hebat utk beropini! Soal kesiapan kita sbg warga bangsa, citra sepakbola kita yg susah, visi pemimpin yg dukung olahraga apakah sudah cukup menjawab maksud rencana tsb? Ini wacana publik atau tekad atau memang sekedar nambahin berita biar heboh? terserah! yg penting kita menyikapinya positif. bisa aja, siapa tau suatu saat, entah 2022 atau sesudahnya dapat terlaksana. Kalo sdh terealisir, berarti Nurdin Halid dan Adyaksa Dault menjadi bagian sejarah pencetus gagasan Indonesia menjadi host world cup! huebat! Terima apa gak, yg penting kta orang Indonesia harus bangga menjadi bagian dunia yg 'sepakbolais sejati' hehe

Klub Italia di ajang UCL

Setelah 1st leg pekan lalu membuat banyak pengamat bola menyajikan berbagai prediksi. Demikian juga saya, melihat fenomena hasil 1st leg dari sudut klub-klub Italia seperti Inter, Juventus dan Roma di ajang bergengsi itu. Terlepas dari keterikatanku sbg Romanist sejati, coba bahas peluang ketiga klub. pertama Inter, dengan hasil 0-0 di Meazza memberi ruang kerja ekstra keras saat tandang ke Old Trafford. Duel Fergie-Mourinho dipertontonkan saat itu nanti. Inter tidak perlu kecil hati karena tandang, tapi kebesaran nama dan prestasi Mourinho yang harus dibuat pegangang optimisme para pemain. Tidak perlu menyepelehkan MU beserta fansnya, cukuplah menciptakan gol di Inggris dan akan berubah citra prediksi penggila bola. Jangan hanya ciptakan peluang aja, itu tidak cukup. Rasanya Mourinho tau soal ini. Lalu saya dengan yakin Inter maju babak berikut dgn tdk mengalahkan MU alias draw 1-1. Kedua Juventus, pengalaman come-back Ranieri cukup memaknai arti kekalahan. Dia harus belajar dari seorang Hiddink yg hebat. Tapi ini berlaku di London! Bersiaplah di Turin, Ranieri akan lebih agresif dan pasti kedepankan sepakbola ala Italia sesungguhnya. Ketinggalan 0-1 dari Chelsea bukan penghalang pemain Juve menghadangnya di Turin. Skor 3-1 layak diterima Chelsea sebagai ganjaran dan ini akan bernasib sama halnya ketika Chelsea bertamu ke Olympico-Roma dan menuai kekalahan. Lanjut ketiga Roma, sebagai fans Roma tentu saya optimis sekali Roma lolos. Maklum, selama 2 lalu, Roma dikandaskan klub Inggris! Rasanya kali ini bukan ulangan lagi. Spalletti merasa cukup digurui Inggris. Skor 0-1 diukir Arsenal dr titik putih jelas tidak menunjukkan keunggulannya atas Roma. Roma bisa kembalikan hasil tsb secara maksimal. Ingat, Olympico dan Romanisti lebih fanatik dukung timnya ketimbang menghayalkan kejayaan tim lain di kampungnya. Dan Roma yakin karena final diadakan di markasnya. Cukup menang 2-0 sudah hantar Totti cs ke 8 besar! Ok?

Menghitung peluang Milan di Serie A

Kegagalan Milan di ajang UEFA CUP dan Coppa musim ini memacu klub Italia tersebut menatap Serie A lebih serius. Kendati Ancelotti canangkan Milan finish 4besar, tp kayaknya berubah pandangan mengingat jadwal yang kian ringan cuma berkompetisi di Serie A saja. Terlepas dari masalah teknis dan cedera pemain, pasukan Milan dianggap lebih gampang meraih scudetto. Posisi 3 klasemen menguatkan bahwa Milan bisa capai target tersebut dengan memanfaatkan jadwal padat Inter(pimpin klasemen) dan Juventus(urut 2) yg msh sibuk di UCL dan Coppa.
Konsistensi permainan Milan sangat dibutuhkan. Dengan sisa 13 laga Serie A, dan selisih 11 poin dgn Inter, bukan hal mustahil buat Milan mengejar juara. Tentu juga menunggu terjungkalnya Inter+Juve di laga berikut. Menurut perkiraanku, Milan bisa capai target itu. Dan ini bukti kerjakeras Milanelo. Milan harus lupakan kepemilikan Beckham, panggil semua talenta muda yg dipinjam di luar klub, dan keseriusan Ancelotti utk menangani Milan serta jangan dulu pikirkan melatih Nigeria ataupun Roma. Biarlah Paolo Maldini bahagia pensiun di akhir musim ini dgn persembahkan scudetto. Walau saya bukan Milanisti tulen, tapi prihatin terhadap klub besar yang punya sumbangsih besar pula buat Italia dan dunia.