Sabtu, 17 April 2010

TENTANG OMBAK

Pantai memang menjadi tujuan refreshing favorit buatku. Tidak berlebihan jika aku menulis cukup satu objek dari pantai yaitu OMBAK. Sederhana saja pemikiranku karena ombak bertolak dari singkatan 'omong banyak'.
Sadar ataupun tidak, aku anggap anonim ombak ada benarnya. Secara fisik ombak merupakan gejala alam yg diatur begitu rupa oleh Penciptanya. Maaf, aku bukan menjelaskan asal-usulnya, tapi lebih menekankan suatu karakteristik yg sama dengan plesetan 'omong banyak'.

Ombak itu tukang rayu! Dengan rayuannya bisa melumat pasir pantai hingga terseret dan basah. Ini permainan alam yg mengharuskan pasir pantai tergolek lemah tanpa daya di cengkraman ombak..!
Sama halnya dengan manusia 'perayu sejati' tentu belajar dari ombak. Kenapa? Setiap manusia 'tukang rayu' punya bakat 'ombak=omong banyak'. Tanpa ombak, dipastikan si tukang rayu tak berdaya. Berarti ada kekerabatan antara ombak pantai dan ombak perayu..

Lalu ombak juga sombong! Sesuka hatinya menebarkan yg teduh atau yg garang, bahkan mengamuk sekaliber tsunami! Bisa melakukan apa saja, sehingga tidak pernah pikir apa saja yg disapu di hadapannya termasuk manusia. Dengan kesombongannya menyebabkan kerugian banyak. Kaitannya dengan 'manusia ombak' sangatlah jelas. Tidak bantah jika aku mengatakan setiap orang 'omong banyak' didalamnya ada bibit kesombongan. Anggap diri hebat, jago, perfect, rasanya dekat dengan ombak. Kita sering bergumam sendiri bila berbincang dengan orang 'ombak' bahwa sombong sekali orang itu. Maka aku cuma mengiyakan bila sebagian besar orang 'ombak' tidak sadar diri telah meniru karakter sombong ombak pantai.

Sifat lain dari ombak pantai mungkin 'tukang cemburu'! Ombak pantai berlaku cemburu dengan sinar matahari dalam merebut hati butir-butir pasir pantai! Hempasannya menggapai pasir pesisir secara periodik dan sela waktu yg sedikit. Sesekali melumurinya menjadi basah, lalu pulang kembali ke laut dan terulang kembali dan seterusnya. Sedangkan matahari tetap setia menghangati butir-butir pasir itu biar cepat kering...! ah.. sengsara juga nih pasir!
Maka manusia tukang cemburu begitu adanya. Saking cemburunya sehingga harus diperhatikan secara periodik. Dan kebetulan manusia tipe ini sudah ditatar dengan ilmu 'ombak' yang omong banyak! Mustahil kalo si tukang cemburu tidak omong banyak! Gosip malah..!


Sekiranya aku berpikir ngawur, tentu ombak tak jadi plesetan omong banyak! Lalu aku pulang dari pantai sembari senyum tanda mengerti!
.... bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar