Jumat, 21 Mei 2010

EMOSI: PERASAAN dan PEMIKIRAN

Pikiran rasional membutuhkan wkt sedikit lebih lama utk mendata dan menanggapi drpd waktu yg dibutuhkan oleh pikiran emosional, maka dorongan pertama dlm suatu situasi emosional adalah dorongan hati, bukan dorongan kepala. Ada pula reaksi emosional jenis kedua-yg lebih lamban drpd respons cepat-yg digodok dan diolah trlebih dahulu dlm pikiran sbelum mengalir ke perasaan. Jalur kedua utk memicu emosi ini sifatnya lebih disengaja & biasanya kita cukup sadar akan gagasan2 yg menimbulkannya. Dlm reaksi emosional jenis ini, ada suatu pemahaman yg lbh luas; pikiran-alias kognisi-kita memainkan peran kunci dlm menentukan emosi2 apa yg akn dicetuskan. Dlm urutan yg lebih lamban tsb, gagasan yg diungkapkan dgn lebih lengkap ini mendahului perasaan. Emosi2 yg lebih rumit spt rasa malu/cemas hadapi ujian memakan bbrpa detik utk muncul-ini merupakan emosi yg mengiringi pemikiran.
Sebaliknya, dlm urutan respons-cepat, perasaan agaknya mendahului atau berjalan serempak dgn pikiran. Reaksi emosional gerak cepat ini lebih menonjol dlm situasi2 yg mendesak yg mendahulukan tindakan penyelamatan diri. Inilah keuntungan keputusan2 cepat semacam itu: menyiapkan kita dlm sekejap utk siap siaga menghadapi keadaan darurat. Perasaan2 kita yg paling dahsyat merupakan reaksi2 di luar kehendak; kita tdk dpt memutuskan kapan perasaaan2 itu akn muncul. 'Cinta,' tulis Stendhal, adalah seperti demam yg datang dan pergi sesuka hati. Sama halnya dgn amarah, rasa takut melanda kita tampaknya trjadi pd kita bgitu saja & bukannya sbg sesuatu yg kta pilih. Krn alasan itulah emosi dpt dijadikan alibi: ' merupakan kenyataan yg harus kta hadapi bhw kita tdk bisa memilih emosi yg melanda kita,' kata Ekman, shg memungkinkan org utk menjadikannya sbg dalih bagi tindakan mereka dgn mengatakan bhw mrk berada dlm cengkraman emosi.
Adapun perasaan yg sengaja dicetuskan, spt dimiliki para aktor. Ini salah satu contoh emosi cepat yg langsung melalui persepsi. Dan yg melalui jalur lambat menuju emosi tentu melalui pemikiran reflektif, shg terdpt emosi yg bisa diundang.
Meskipun kta tdk dpt dgn mudah mengubah emosi2 tertentu mana saja yg akan ditimbulkan oleh pikiran trtentu, amat sering kta mampu & memang melakukan, memilih apa yg akn kta pikirkan.
Tetati pikiran rasional lazimnya tidak memutuskan emosi2 apa yg 'sebaiknya' kta miliki. Sbg gantinya, perasaan2 kta biasannya datang sbg tindakan 'fait accompli. Yg lazim dikendalikan oleh pikiran rasional adlh jalannya reaksi itu. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar