Tertatih-tatih langkahmu menancapkan
bentuk telapak di belakang semakin banyak..
Bila sejenak kau berpaling, rasanya tak mudah mengeja jumlahnya..
Perlahan melawan kepenatan raga, menerjang kelelahan nan menyengat, menggerogoti semangat lanjutkan langkah..
Bila sejenak kau berpaling, rasanya tak mudah mengeja jumlahnya..
Perlahan melawan kepenatan raga, menerjang kelelahan nan menyengat, menggerogoti semangat lanjutkan langkah..
Percakapan demi percakapan berkecamuk di deraian hati...mungkinkah kesampaian pada titik pandangangan terlempar mata...? Akankah kepenatan raga mengganggu ketegaran jiwamu mendulang asa...?
Engkau terus melangkah..
Banyak kata tanya dalam benak... Mengepung jawabanmu yg semestinya kau bingung.. Raungan impian mencolek lekuk niat agar menapak lebih lama...menatap lebih gagah..
Sementara belum setengah ukuranmu membentuk, ada seutas rengkuhan menggamit jemari mungilmu...seakan dia mendampingi semenjak keinginanmu terbentuk..
Rangkaian jemarimu dgn ringan menyambut ulurannya...
'Engkau butuh topangan, anakku..' ujarnya tanpa memandang raut wajahku..
Kau sedetik diam, menatapnya lama... Lalu angguk, dan...lanjut lagi derap kakimu..
Kemudian, tanpa kata....! Sunyi..
'Kugendong engkau bila kakimu tak jangkau jengkal lompatan...
Kuraih lenganmu andai lemas terkulai...
Kuhapus wajahmu dari peluh menderas jika tetesannya mengelabui pandangan mata harapan...
Kupijit kepenatanmu pabila pikiran membuyarkan arah...'
Itulah aneka rasamu padanya yg sedianya patokan tuntunan perjalananmu..
Namun, engkau punya kaki...bisa langkah sendirian, engkau punya akal...bisa berpikir apa saja, engkau punya hati...bisa seleksi baik buruk langkahmu...
Mengapa harus menggamit dan menuntun jalanmu..?
'Wahai anakku,
kaki yg kau miliki, tak cukup selamanya kau berlari...
Akal yg kau puja, tak kuasa menyimpan semua kegalauan dalam rangkaian jalanmu..
Hati yg kau bangga, tak selamanya untuk tindakanmu sendiri..
Aku menuntunmu, karena mungkin saja aku sudah pulang dari jalan yg sedang kau pijak..
Aku menggiringmu, bukan menelantarkan di hamparan bahaya lalu biarkan engkau dimangsa buasnya jaman...!
Aku menuntunmu, menggiringmu lantaran luapan kasih sayangku tak tega kau terjang sendirian...'
Aku untukmu...menuntunmu..tak butuh bayaranmu...!