Sekian waktu yang merangkak menurutku, sepertinya payah menguraikannya walau cukup satu alasan, mengapa kurang memalingkan pandangan ke arahku yang sedang mengamatinya?
Aku diam... Kutanya apa alasan waktu membiarkan aku terlena dalam pengamatan awas. Adakah yg berani menjawab? Dalam diam, berputarlah aneka rasa. Aku yg serakah, aku yang perfect, aku yg manja.....apakah mungkin waktu mau menjawab pertanyaan itu?
Kuamati orang yang lewat, satu demi satu tanpa pedulikan aku. Sepertinya memaklumi yang aku perbuat, yang sebenarnya aku sedang mengadu pada waktu yang suka menelantarkan aku.
Sadis memang dunia!!! tapi aku juga milik dunia. Berarti aku sadis juga! ya, memang...! Serakah dan manja sehingga lupa mendengar kata waktu yg susah kuselami maksudnya. Kupejam mata, yang sesungguhnya terpaksa.
Apa yang kudapatkan? Gelap!!
Sekarang aku memikirkan gelap. Banyak orang takut gelap, termasuk aku. Tapi gelap itu asyik. Banyak perlakuan yang tak terlupakan di saat gelap. Aku dan anda semua juga mungkin akan mengiyakan hal itu. Kembali, aku ke waktu tadi. Waktu masuk ke dalam moment gelap! Brarti waktu adalah bagian yang mengasyikan. Pertalian itu membuka sedikit tabir keingintahuanku tentang tanya alasan waktu yang membiarkanku sendiri tadi berpusing-pusing pikir.
Jangan dulu omomg Tuhan, sekarang bahas soal dunia. Aku kaitkan lagi hal yg merambat tadi. Mulai dari waktu yg merangkak, alasan penggambaran diri, suasana diam yug tidak peduli, manusia lain yang tak gubris, pejaman mata yg sengaja, gelap yg mengasyikan, dan rasa yang membuatku kembali ke waktu.
Oh.. ternyata tak perlu tanya waktu yang sombong.. Aku yang sombong..! kenapa?
kurang menghargainya. Pantas saja dia merangkak tanpa perhatikan aku. Aku diabaikan, dan harus diabaikan karena cuma menunggu dan menunggu. Dari menunggu yg diam itu, bukan membuka cakrawalaku soal berdamai dengan waktu. Itu bukan solusi lalu...... Aku harus maklumi orang tidak peduli. gampang alasannya; karena aku diam.
Sekali lagi aku pejamkan mata, bukan kalah, bukan istirahat, bukan berpikir pula. Cuma aku baru tau disaat aku pejam mata, aku rasa gelap. Dan gelap menurutku mengasyikan(karena perbuatan yg banyak hasilkan dosa justru di saat gelap).
Lantas, aku mengerti kini, gelap adalah sebagian kecil dari waktu. Waktu adalah bagian yang memberikan ruang untuk suatu keasyikan. Kalau begitu, apakah aku harus berasyik-asyikan (gelap) dalam nuansa ketidakpedulian manusia lain sehingga waktu memvoniskan aku tidak mengindahkannya?
walahualam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar