"Jangan pernah mencoba untuk menyenangkan setiap orang."
Aku terkesima dengan penggalan kalimat diatas. Kadang tidak akan habis aku berpikir. Tapi kadang pula mengerti sambil manggut-manggut... "Oh begitu ya..!"
Realis. Simpel saja, jika kita hidup untuk menyenangkan orang lain(apalagi semua orang), apakah arti hidupmu sesungguhnya? Jika aku mencoba untuk menyenangkan semua harapan-harapan yang digantungkan orang-orang padaku dalam waktu yang bersamaan, tentu aku tak sanggup.
Mungkin bagi orang-orang yang menggantungkan harapan padaku akan senang-bahagia bila aku menyanggupinya. Dan juga akan kecewa bila aku mengabaikan harapan orang-orang tersebut. Sewaktu kecil, kita dihadapkan aneka harapan orang tua, kamu harus begini dan begitu jika besar nanti. Saat remaja, kamu pacaran harus begini, harus begitu menyenangkan pacarmu...
Tentang menyenangkan pacar kita, memang gampang-gampang susah. Saling menggantungkan harapan dalam berpacaran, itu bagus dan menyenangkan. Pada bagian lain, aku dihadapkan dengan duniaku dengan manusia yang bermacam-macam sifat, tentu harapan.
Ada harapan orang-orangku, bahwa aku harus seperti Bunda Teresa dari Kalkuta yg penuh cinta kasih pada semua orang terpinggirkan. Ada pula menginginkan aku seperti Thomas Alfa Edison yang tidak menyerah dalam menemukan sesuatu. Juga, aku harus jadi seperti ayahku yang seorang guru.. Atau bahkan menjadi Yesus yg mengorbankan diri untuk semua orang..?
Aku diam...
Pola mana yang semestinya aku ikuti, banyak pilihan. Ah..yang penting jadi orang baik saja menurut diri sendiri, apakah cukup? Bukankah 'baik' itu relatif?
Kembali ke hal menyenangkan orang lain. Aku melakukan hal ini karena ingin dikau senang. Dalam "You Have the Power to Create Love", kutemukan kalimat ini: "Aku percaya bahwa jika aku melakukan apa yang diinginkan Penciptaku, Aku akan mengecewakan banyak orang.."
Aku telah menerima kenyataan itu..! Bisa begitu? Jawabnya..ya begitulah. Aku bukan Bunda Teresa, bukan Edison, bukan orang kudus, bukan Yesus, bukan ayahku, bukan pacarku...
Aku adalah Eman...! Dan aku senang bisa jadi seorang Eman(bukan egois). Tuhan telah menciptakan aku untuk menjadi Eman dengan semua kelemahan, kelebihan, kegilaan dan keanehanku. Banyak orang akan kecewa denganku karena belum sempat atau tidak sempat sama sekali menyenangkan mereka.
Sama seperti anda, cobalah untuk tidak menyenangkan setiap orang. Jadilah anda seperti diri anda apa adanya. Jangan lupa, anda harus kecewakan orang...! Ketahui panggilan anda. Dan jawablah panggilan itu seturut Penciptamu..! Sadis memang...
Maksudku menulis ini kira-kira, bahwa kita harus setia pada diri sendiri. Aku mengecewakan banyak orang karena lalai menyenanginya, tapi aku mengetahui panggilanku akan Penciptaku.
"Mengikuti Penciptamu, mengecewakan banyak orang."
Aku terkesima dengan penggalan kalimat diatas. Kadang tidak akan habis aku berpikir. Tapi kadang pula mengerti sambil manggut-manggut... "Oh begitu ya..!"
Realis. Simpel saja, jika kita hidup untuk menyenangkan orang lain(apalagi semua orang), apakah arti hidupmu sesungguhnya? Jika aku mencoba untuk menyenangkan semua harapan-harapan yang digantungkan orang-orang padaku dalam waktu yang bersamaan, tentu aku tak sanggup.
Mungkin bagi orang-orang yang menggantungkan harapan padaku akan senang-bahagia bila aku menyanggupinya. Dan juga akan kecewa bila aku mengabaikan harapan orang-orang tersebut. Sewaktu kecil, kita dihadapkan aneka harapan orang tua, kamu harus begini dan begitu jika besar nanti. Saat remaja, kamu pacaran harus begini, harus begitu menyenangkan pacarmu...
Tentang menyenangkan pacar kita, memang gampang-gampang susah. Saling menggantungkan harapan dalam berpacaran, itu bagus dan menyenangkan. Pada bagian lain, aku dihadapkan dengan duniaku dengan manusia yang bermacam-macam sifat, tentu harapan.
Ada harapan orang-orangku, bahwa aku harus seperti Bunda Teresa dari Kalkuta yg penuh cinta kasih pada semua orang terpinggirkan. Ada pula menginginkan aku seperti Thomas Alfa Edison yang tidak menyerah dalam menemukan sesuatu. Juga, aku harus jadi seperti ayahku yang seorang guru.. Atau bahkan menjadi Yesus yg mengorbankan diri untuk semua orang..?
Aku diam...
Pola mana yang semestinya aku ikuti, banyak pilihan. Ah..yang penting jadi orang baik saja menurut diri sendiri, apakah cukup? Bukankah 'baik' itu relatif?
Kembali ke hal menyenangkan orang lain. Aku melakukan hal ini karena ingin dikau senang. Dalam "You Have the Power to Create Love", kutemukan kalimat ini: "Aku percaya bahwa jika aku melakukan apa yang diinginkan Penciptaku, Aku akan mengecewakan banyak orang.."
Aku telah menerima kenyataan itu..! Bisa begitu? Jawabnya..ya begitulah. Aku bukan Bunda Teresa, bukan Edison, bukan orang kudus, bukan Yesus, bukan ayahku, bukan pacarku...
Aku adalah Eman...! Dan aku senang bisa jadi seorang Eman(bukan egois). Tuhan telah menciptakan aku untuk menjadi Eman dengan semua kelemahan, kelebihan, kegilaan dan keanehanku. Banyak orang akan kecewa denganku karena belum sempat atau tidak sempat sama sekali menyenangkan mereka.
Sama seperti anda, cobalah untuk tidak menyenangkan setiap orang. Jadilah anda seperti diri anda apa adanya. Jangan lupa, anda harus kecewakan orang...! Ketahui panggilan anda. Dan jawablah panggilan itu seturut Penciptamu..! Sadis memang...
Maksudku menulis ini kira-kira, bahwa kita harus setia pada diri sendiri. Aku mengecewakan banyak orang karena lalai menyenanginya, tapi aku mengetahui panggilanku akan Penciptaku.
"Mengikuti Penciptamu, mengecewakan banyak orang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar