Kamis, 25 Oktober 2012

Kembali Lagi Esok Pagi


Kesekian kalinya aku ke pantai yang sama, kesekian kalinya pula aku dapatkan inspirasi yang sekiranya aku berbagi. Saat berjalan menyusuri pantai dengan pikiran kosong, berhentilah aku di suatu tempat untuk memungut kerang, dan disitu juga aku mengamati batu kerikil yang berwarna. 

Tanpa disadari ketika aku berjalan dengan seenaknya di atas pasir yang basah, aku meninggalkan jejak-jejak kaki di belakangku dalam bentuk yang tak beraturan. Aku tertegun sambil memandang jejak-jejak kaki yang kuciptakan itu. 

Dan, ah.. peduli amat..! Emang gue pikirin..? Sementara itu seorang nelayan mendekatiku. Setelah bercakap sekedar tanya tujuanku di tempat itu, dengan gamblang si nelayan itu mengatakan padaku agar cukuplah melintas di areal pantai tersebut dan memintaku untuk datang lagi esok pagi. Aku heran, kenapa melarangku..?
Gumamnya pelan saja, 'Hari ini sudah banyak kau membentuk jejak-jejak kaki disini.. Dan kau akan mengertinya esok ketika engkau kesini lagi.' Aku mengikuti anjurannya, pulang dengan seonggok kebingungan! Mungkin si nelayan benar, karena itu daerahnya mencari nafkah, atau mungkin tempat itu ada jin penunggu yang seharusnya kuwaspadai. 

Tapi kenapa esok ke tempat itu lagi..? Apakah dia buat perhitungan denganku..? Sesampainya di rumah, aku menulis di buku harianku... 'hari ini aku mencemari pasir pantai dengan jejak kakiku yang tak beraturan.' Hari ini..., esok dari hari kemarin, aku kembali ke pantai itu. Penasaran dengan kata-kata nelayan....'esok kau akan mengerti'. 

Hampir sama seperti kemarin, aku berdiri di tempat yang dijanjikan nelayan. Tak lama, si nelayan itupun datang! Sambil jabat tangan dia berkata, 'ternyata kau benar-benar mencari pengertian.'
 
Ya.. jawabku antusias. 'Bro, kau hitung berapa jejak kaki yang kau buat kemarin sebelum kita bertemu di tempat ini? Katanya membuka dialog.. Aku menggeleng...'lupa hitung.' 

Oke! tidak apa-apa! Sekarang kamu hitung, berapa jejak kaki yang kau tinggalkan kemarin itu yang sekiranya sekarang masih tampak..?' Aku tambah bingung, dan... 'tak ada satupun..' Lalu kami sama-sama diam! Aku dengan pikiranku, dia dengan pikirannya sepertinya tak connect..!

'Bro, Tuhan itu mungkin salah satu sifat-Nya seperti itu...!' Kenapa..? Kemarin engkau sudah mencemari pasir ini dengan jejak kaki. Sekarang engkau ulangi lagi. Tapi engkau sadar atau tidak bahwa Dia di atas sana maha pengampun, yang sudi menghapus jejak kakimu..? Aku tersenyum kagum! Kemarin bikin dosa(jejak kaki), sekarang bikin lagi...! 

Si nelayan pergi tanpa pamit!
Hanya aku yg terpaku sembari manggut-manggut..! Orang itu memberiku wejangan ringan tapi sangat aku terima...! Saudaraku, Tuhan maha pengampun..! Tak salah aku berdoa: “TUHAN, Jangan memperhitungkan dosa ku tapi perhatikanlah imanku....”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar