Segala yang dimiliki manusia tak
ubahnya penggambaran dari alam dan makhluk hidup lain..
Yang ini kucoba deskripsikan merpati, yang mewakili salah satu sudut personifikasi manusia. Memang manusia adalah manusia, bukan merpati. Namun ada hal yang setidaknya diwakilkan oleh merpati karena sifatnya.
Yang ini kucoba deskripsikan merpati, yang mewakili salah satu sudut personifikasi manusia. Memang manusia adalah manusia, bukan merpati. Namun ada hal yang setidaknya diwakilkan oleh merpati karena sifatnya.
Ada ungkapan 'jinak-jinak merpati'.
Dan aku mulai dari sini. Walau makhluk merpati juga identik dengan perdamaian. Merpati itu jinak. Kejinakannya membuat kita
suka, kita merasa damai, bahkan lebih reflektif religius lagi merpati itu anugrah
ilahi.
Kita bisa lebih dekat dengan merpati.
Namun, jika keinginan dan gerak-gerikmu ingin menangkapnya, walhasil...agaknya
sia-sia.
Ada hasrat dari manusia yg ingin
memiliki. Tapi coba pikirkan matang-matang caranya. Main kasar memang sulit diterima,
apalagi intimidasi.. Manusia butuh keahlian untuk gombal, rayu, pedekate dll.
Kembali ke merpati. Sepertinya
makhluk ini diciptakan untuk lebih waspada, atau setidaknya punya daya pertahanan
diri dari ancaman agitasi pun intimidasi. Kenapa jinak? Merpati punya potensi
untuk melakukannya. Dia ingin bersahabat. Kenapa kabur? Karena orang yang sebenarnya
berniat bersahabat, tapi mengaburkan persahabatan itu dengan nafsu kepemilikan
atau ingin memiliki.
Belajar dari merpati. Jinak tapi
liar. Jinak bila kita juga jinak, liar karena terbersit maksud tertentu. Dan
semuanya ada pada manusia. Terlebih pada
makhluk perempuan.
Di saat kau mendekatinya dengan hati dan
kebaikan, tentu dia akan lebih 'jinak' lagi denganmu. Tapi jika niat awalmu tercoreng
sedikit pemikiran kotor (untuk memiliki), dia akan perlahan meninggalkanmu, atau
lebih ekstrim lagi dia mencampakanmu tanpa jejak..
Kayaknya perempuan lebih bnyak
belajar dari merpati. Hanya sayangnya, tidak semua perempuan yang belajar naluri
merpati. Makanya pantas, lumayan banyak yang bisa ditangkap lelaki, malah lebih
jinak daripada merpati..
Bukan maksudku menyamakan merpati
dengan perempuan..! Aku lebih mengarahkan jika setiap perempuan belajar filsafat
merpati. Jangan menyerah karena 'takdir lemah', jangan takhluk karena 'makhluk
pengagum', jangan terlena karena gombal.
Namun, aku akui sebagai laki-laki karena
memang aku laki-laki bahwa banyak cara 'melemahkan' yang takdirnya 'makhluk lemah'.
Bual dan rayu walau tidak perlu keahlian khusus pun bisa menangkap makhluk
perempuan, yang sebenarnya awal jumpa karena maksud baik, alasan persahabatan.
Aku mengakui itu.. Mungkin aku juga belajar dari merpati lebih banyak daripada kaum perempuanku yang sebisaku aku tangkap.
Aku mengakui itu.. Mungkin aku juga belajar dari merpati lebih banyak daripada kaum perempuanku yang sebisaku aku tangkap.
Akhirnya aku termenung malu, kenapa
harus aku goreskan kata2 ini jika memang tidak mau dipahami kaum perempuanku?
Seharusnya aku menutupinya untuk
kekenyanganku. Namun tidak saudaraku,
aku membeberkan karena kekagumanku..
Untuk perempuanku, aku tulus menuai persahabatan
selayaknya memanggil merpati... Namun bukan hatiku mengharuskan menggapai asa
yang lebih yang membiarkanku memiliki.. aku membeberkan karena kekagumanku..
Jinak merpati mudah-mudahan perempuanku mengerti.... :-*:-*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar