Aku
terdiam dalam keriangan bukan ingin beda dari lainnya... Pun sensasi tak
kugubris.. 
Kupandang sehelai daun yang tak berdaya, sisa kehidupan mungkin tinggal setitik...
Kau yang kerontang, tak biarkan sehelai kehidupan pertontonkan eksistensinya?
Kupandang sehelai daun yang tak berdaya, sisa kehidupan mungkin tinggal setitik...
Kau yang kerontang, tak biarkan sehelai kehidupan pertontonkan eksistensinya?
Wahai musim yg bergulir...ijinkan ragaku segar menelusuri jalur-jalur
kepenatan..
Aku mendesah dari kenangan... Daun yang rapuh, sudah saatnya engkau gugur...!
Salahkan lambaian bayu yg sesukanya merenggutmu dari ranting...
Salahkan jilatan mentari yg seenaknya melumat rentanmu...
Salahkan kerinduan tanah yg senantiasa menanti kejatuhanmu...
Engkau telah banyak memberi...
Karenanya terima kasih layak kau cicipi..
Engkau yg terabaikan angin...
Wajarlah ragamu rapuh..
Aku mendesah dari kenangan... Daun yang rapuh, sudah saatnya engkau gugur...!
Salahkan lambaian bayu yg sesukanya merenggutmu dari ranting...
Salahkan jilatan mentari yg seenaknya melumat rentanmu...
Salahkan kerinduan tanah yg senantiasa menanti kejatuhanmu...
Engkau telah banyak memberi...
Karenanya terima kasih layak kau cicipi..
Engkau yg terabaikan angin...
Wajarlah ragamu rapuh..
Kupuji keikhlasanmu..
Kusalut pengorbananmu..
Akan kuupayakan sepertimu...
Sebisaku...
Kapanpun...
Kusalut pengorbananmu..
Akan kuupayakan sepertimu...
Sebisaku...
Kapanpun...
Dan kini sementara aku telusuri...
Selaras kuperhatikan ragamu dari kejauhan...
Engkau masih sehelai daun...
Selaras kuperhatikan ragamu dari kejauhan...
Engkau masih sehelai daun...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar