....Teman, hari ini aku belajar melupakanmu...!
Detik terus berlalu. Tak mampu membendung rindu menggunung. Tapi bertahan untuk sesuatu yang mungkin saja lebih menjanjikan daripada yang bergelut dengan kebiasaan. Terngiang di telinga, percakapan telpon seorang teman maya. Katanya, "Aku harus belajar membiasakan diri dengan keadaan sekarang ini..!"
Semenjak tidak dipedulikan orang yg sangat disayanginya, temanku itu perlahan berusaha melupakannya. Sulit rasanya menerima kenyataan. Aku diam menyimak kisahnya. Dan tanpa tanggapan saat itu, yang ada cuma penggalan kalimat yg mungkin tidak asing lagi bagi kita bahwa belajar membiasakan diri dengan pengalihan situasi. Apalagi situasi yang menyangkut perasaan hati.
Kisah itu sebulan telah berlalu... Seminggu lebih aku libur online di tempat chatt manapun yg sudah kugeluti sekitar 4 tahun. Senada dengan ucapan teman tadi. Aku coba menirunya "belajar membiasakan' diri. Hari pertama libur, aku mengalihkan kebiasaan chatt dengan tidur saja. Sukses..! Hari kedua libur, masih coba dengan tidur. Tapi tidak seharusnya hari-hari selanjutnya. Akhirnya hari ini kalah total. Aku kembali ke hoby ini-chatt...! Tergoda..?
Kalimat teman maya itupun cuma sebatas desiran angin lalu. Dan aku salut dengan temanku itu. Sebulan berlalu, nampaknya dia telah terbiasa dengan suasana sekarang. Beda latar cerita. Tapi intinya mungkin seperti ini: bahwa sebaiknya aku berani melakukan hal yang baru, tekad yg teguh, membuang sesuatu yang sungguh-sungguh sudah berurat akar dalam bentuk kesenangan diri.
Jika aku tidak berani, datar saja kehidupanku. Apalagi kata orang-orang hebat bahwa hidup adalah soal keberanian. Termasuk berani melupakan kesenangan. Teman maya mengajariku bagaimana menyikapi diri sendiri, entah terpaksa melupakan, entah belajar mencintai hal suasana yang baru, atau bisa juga karena niat hati. Mungkin selaras dengan putus cinta. Harus merelakan yang telah lewat.
Memulai yang baru, walau belum ketemu tapi setidaknya membiasakan diri kembali sendiri. Susah dimengerti. Aku tulis ini merupakan suatu gambaran singkat, bahwa kita harus bersedia merelakan hal kesenangan diri berlalu. Dan berusaha membiasakan diri menggeluti pengalaman yang baru. Hanya saja buatku untuk berhenti kegiatan interaktif di dumay, kayaknya aku belum siap.
Tapi dengan pengalaman libur seminggu kemarin, sedikit banyaknya telah memberi pembelajaran buatku bahwa aku bisa melakukannya lagi di suatu hari. Temanku berhasil. Dia sudah melupakan kekasihnya. Walau masih sedikit sisa2 rasa apabila kesendirian menggelayut waktu dan pikiran.
Thanks teman... Pembelajaran biasa telah kugambarkan di sini, hari ini..
Detik terus berlalu. Tak mampu membendung rindu menggunung. Tapi bertahan untuk sesuatu yang mungkin saja lebih menjanjikan daripada yang bergelut dengan kebiasaan. Terngiang di telinga, percakapan telpon seorang teman maya. Katanya, "Aku harus belajar membiasakan diri dengan keadaan sekarang ini..!"
Semenjak tidak dipedulikan orang yg sangat disayanginya, temanku itu perlahan berusaha melupakannya. Sulit rasanya menerima kenyataan. Aku diam menyimak kisahnya. Dan tanpa tanggapan saat itu, yang ada cuma penggalan kalimat yg mungkin tidak asing lagi bagi kita bahwa belajar membiasakan diri dengan pengalihan situasi. Apalagi situasi yang menyangkut perasaan hati.
Kisah itu sebulan telah berlalu... Seminggu lebih aku libur online di tempat chatt manapun yg sudah kugeluti sekitar 4 tahun. Senada dengan ucapan teman tadi. Aku coba menirunya "belajar membiasakan' diri. Hari pertama libur, aku mengalihkan kebiasaan chatt dengan tidur saja. Sukses..! Hari kedua libur, masih coba dengan tidur. Tapi tidak seharusnya hari-hari selanjutnya. Akhirnya hari ini kalah total. Aku kembali ke hoby ini-chatt...! Tergoda..?
Kalimat teman maya itupun cuma sebatas desiran angin lalu. Dan aku salut dengan temanku itu. Sebulan berlalu, nampaknya dia telah terbiasa dengan suasana sekarang. Beda latar cerita. Tapi intinya mungkin seperti ini: bahwa sebaiknya aku berani melakukan hal yang baru, tekad yg teguh, membuang sesuatu yang sungguh-sungguh sudah berurat akar dalam bentuk kesenangan diri.
Jika aku tidak berani, datar saja kehidupanku. Apalagi kata orang-orang hebat bahwa hidup adalah soal keberanian. Termasuk berani melupakan kesenangan. Teman maya mengajariku bagaimana menyikapi diri sendiri, entah terpaksa melupakan, entah belajar mencintai hal suasana yang baru, atau bisa juga karena niat hati. Mungkin selaras dengan putus cinta. Harus merelakan yang telah lewat.
Memulai yang baru, walau belum ketemu tapi setidaknya membiasakan diri kembali sendiri. Susah dimengerti. Aku tulis ini merupakan suatu gambaran singkat, bahwa kita harus bersedia merelakan hal kesenangan diri berlalu. Dan berusaha membiasakan diri menggeluti pengalaman yang baru. Hanya saja buatku untuk berhenti kegiatan interaktif di dumay, kayaknya aku belum siap.
Tapi dengan pengalaman libur seminggu kemarin, sedikit banyaknya telah memberi pembelajaran buatku bahwa aku bisa melakukannya lagi di suatu hari. Temanku berhasil. Dia sudah melupakan kekasihnya. Walau masih sedikit sisa2 rasa apabila kesendirian menggelayut waktu dan pikiran.
Thanks teman... Pembelajaran biasa telah kugambarkan di sini, hari ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar