...'Aku akan melewati jalan ini hanya sekali, karenanya setiap perbuatan baik yang bisa aku lakukan/kerjakan, biarlah aku lakukan sekarang. Pun jangan biarkan aku menunda atau mengabaikannya... karena mungkin aku tidak akan melewati jalan ini lagi'...
Sederetan kalimat di atas terngiang di telingaku sejak awal ketika aku menemukannya. Berbagai pemikiran yg tidak pernah habis menjadi titik permenunganku selama ini. Boleh dibilang 'kalimat wajib' atau bisa pula dianggap motivator utama sepanjang hidup.
Aku coba mulai dari kalimat 'aku akan melewati jalan ini'. Kalimat ini menjelaskan bagaimana subjek manusia menapaki hidupnya dari kecil hingga dewasa dgn berbagai warna suasana. Ada hal duka, suka, sedih, senang bernaung di benak dan rasa. Kita akan berjalan terus seiring waktu. Dan tidak pernah tahu ada apa di depannya, walau kadang kita manfaatkan teropong hati dalam suatu perencanaan tapi belum bisa memastikan apakah akibat dari perjalanan itu. Yang pasti adalah kita sementara melangkah. Setiap kita, sadar ataupun tidak, melakukan suatu perjalanan apapun situasinya. Terkadang memori mencuat diantara perjalanan itu. Jalan ini adalah jalan yg kita miliki, entah melangkah sendirian atau bersamaan. Aku ingat D'Loyd: ...kemanakah jalan yang harus kutempuh agar kubahagia....
Inspirasiku bertemu di persimpangan saat sebuah keputusan diperlukan. Maka pada bagian lain D'Loyd minta petunjuk Tuhan(Oh Tuhan berikan petunjuk-Mu agar kujadikan pegangan hidupku).
Dan kembali ke aku. Sangat sekali ingin mengatakan bahwa jalanku(hidup) sudah benar. Lalu bagaimana dengan jalan yang dilalui orang lain? Pasti benar juga, karena itulah jalannya, hidupnya, alur ceritanya.
'Hanya sekali'
Ungkapan ini banyak arti. Aku, kau, kita semua lahir hanya sekali. Dikaitkan dgn penggalan pertama tadi berarti 'jalan yg aku lalui ini hanya sekali'. Aku tidak membantahnya. Ini menjadi dasar permenunganku yg menegaskan bahwa aku harus menyadari bahwa detik waktu tidak akan mundur, jarum jam tak mungkin kembali. Lantaran 'hanya sekali' kita sering memanfaatkan moment itu dengan sebaik mungkin. Dengan tidak menyepelehkan pengalaman yg sudah kita lalukan. Lalu, untuk apa?
'karenanya setiap perbuatan baik yg bisa aku lakukan/kerjakan, biarlah aku lakukan sekarang'
Kalimat ini sudah klop. Menekankan perbuatan baik(versi aku dan versi orang lain), karena moment yg hanya sekali..! Dan intinya dilakukan SEKARANG.!
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar