Hampir tiap hari aku temui 2 orang bocah usia SD melewati Jln Woloare A-Potu di jam yg sama sepulang sekolah sambil memikul seonggok sapu lidi di pundak. Semulanya aku anggap biasa saja. Namun karena pemandangan itu sering berulang, sehingga aku merasa wajib mengapresiasikan dlm permenungan ringan. Benakku dicoreng inti perjuangan, rutinitas, dan semangat yg terpancar dari 2 bocah itu. Bayangkan, tiap hari di siang terik, pulang sekolah msh sempatkan diri menjajakan sapu sealur jalan yg dilalui keduanya. Ada rasa iba dlm hati, namun dipudarkan pemikiran akan pembelajaran perjuangan dlm diri bocah itu.
Belajar dari rutinitas dua bocah tadi, sebenarnya aku mengangkat 'semangat' yg ditampilkan. Semua pasti setuju denganku bila kata 'semangat' disematkan pd cerita 2 bocah penjaja sapu.
Lalu aku terinspirasi status sahabat di FB yg mengedepankan semangat agar selesai tepat waktu. Kedua hal itu sama-sama menjelaskan bagaimana kita harus semangat dalam melakukan suatu hal. 2 bocah punya semangat melakukan hal rutin tanpa menargetkan hal lain, kecuali benak kecilnya bertujuan orang mau beli sapu. Rasanya belum pikirkan uang yg didapat dr hasil jual sapu untuk dirinya, karna mungkin orangtua mereka membutuhkan uang dlm menghidupi keluarga. Ini aku gambarkan sebagai semangat yg tanpa pamrih, semangat yg murni. Walau mungkin semangat itu menjadi bekal buat hidupnya kelak. Pembelajaran ini sangat berarti untuk kita memacu diri dengan waktu, mengeluarkan tenaga, serta mengoptimalkan pikiran.
Selanjutnya aku berpaling sejenak pada sdr Eme, yg implisit menyiratkan semangat akan sesuatu hal yg sementara kita lakukan. Akan satu target yg direncanakan sebelumnya. Tidak mengurangi pemikirannya, aku terkesima seketika... memang perencanaan dibarengi semangat hasilnya puas. Cuma disitu? tentu tidak! Yang dikhawatirkan mungkin intensitas semangat itu sendiri, bisa saja menurun.
Semangat yg ingin aku katakan sekiranya berlangsung terus menerus sepanjang hidup. Pertanyaannya, apakah mampu? Persoalan mampu ataupun tidak tergantung pribadi. Semangat itu sendiri menegaskan 'hidup', dan hidup justru sangat dibanggakan lantaran semangat.
Sedikit biblis, sosok Yesus hadir karena 'semangat'(baca= spirit = roh kudus). Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yg mahatinggi akan menaungi Engkau..(Lukas: kabar sukacita). Pada bagian lain, Roh kudus menjadi pendamping utama evangelisasi.
Kalau Yesus sendiri terlahir dari 'semangat', bagaimana dgn kita??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar